Sabtu, 15 Juni 2013

Filososfi Aksara Tulisan Jawa

Filosofi Tulisan Jawa

HANACARAKA 
DATASAWALA P
ADHAJAYANYA 
MAGABATHANGA
Gambaran Perjalanan Hidup Manusia

Berbicara mengenai filosofi hidup manusia, sejak kelahirannya didunia (yang sekarang kita jalani) sampai nanti akhir hayatnya/meninggal dunia menghadap kembali kepada Yang Maha Pencipta/Allah SWT, pasti akan memiliki makna dalam kehidupannya, dari menjadi manusia yang berahlak baik atau sebaliknya, dari manusia yang memiliki (mampu) ilmu lebih dan (bermanfaat) kemudian ditularkan kepada orang lain (disertai rasa tulus) atau sebaliknya, dari manusia yang memiliki rejeki (harta) lebih (kaya) namun tidak bersifat sombong bahkan dermawan atau sebaliknya, dan seterusnya, dalam hal ini bagaimana cara sikap manusia selama menjalankan aktifitas kehidupannya, baik menjadi pemimpin dalam keluarga, dalam masyarakat, termasuk pada lingkungannya, serta tidak lupa senantiasa menjalankan kewajiban (ibadah) melaksanakan perintah-Nya melalui kepercayaan (agama) yang dianutnya, dan kesemuanya akan berakhir kemudian mempertanggung jawabkan hasil dari kehidupannya kepada Yang Maha Mengetahui/Maha Memiliki Segala-Nya/Allah SWT.

Dalam khasanah Jawa, perihal manusia dapat dikenal dari ajaran aksara jawa :
HANACARAKA DATASAWALA PADHAJAYANYA MAGABATHANGA
1.   HANACARAKA
Yang menjelaskan hakekat manusia,
a.   HA NA yang artinya : ono (ada)
      HA bermakna hidup
      NA bermakna nglegono, yang berarti ada kehidupan yang masih suci, berarti pula kehidupan yang masih suci bersih, ternoda oleh kesalahan dan dosa, atau fitrah, yang berarti sejak kelahirannya manusia dalam keadaan masih suci.
b.   CA RA KA yang artinya bekal manusia hidup di dunia,
CA bermakna cipto (cipta),
RA bermakna roso (rasa)
KA bermakna karso (kehendak) yang berarti dalam kehidupan manusia senantiasa sangat dipengaruhi oleh daya cipta, daya rasa dan daya karsa (kehendak- keinginan untuk mewujudkan kehidupan yang bermakna dan penuh kemuliaan).

2.   DATASAWALA
Yang artinya akal yang tidak cacat, gambaran manusia yang baru lahir.

3.   PADHAJAYANYA
Yang artinya sama saktinya, sama digdayanya, sama kekuatannya.

4.   MAGABATHANGA
MA bermakna sebagai sukmo (sukma/jiwa/roh)
GA bermakna sebagai rogo (raga/badan/tubuh)
BA+THA bermakna sebagai bathang (jasad/badan sebagai manusia telah meninggal)
NGA bermakna sebagai lungo (pergi) yang berarti berpisahnya sang sukmo (sukma/roh) dari rogo (raga/tubuh) menjadi jasad yang ditamana di dalam tanah, dan sukma pergi meninggalkan sang raga/tubuh untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa / Allah SWT guna mempertanggung jawabkan hasil aktifitas dan pekerjaannya selama masih berada di alam dunia. Sehingga arti secara keseluruhan dari makna tersebut adalah: Bahwa Manusia dilahirkan ke dunia dalam kondisi masih telanjang (fitrah/suci) kemudian manusia diberikan oleh Tuhan berupa daya cipta, daya rasa, dan daya karya/karsa untuk memlih bagaimana melaksanakan arti kehidupan yang kelak akan membawa diri manusia sesuai langkahnya (berbuat baik atau sebaliknya memberikan kebaikan atau sebaliknya, menjadi yang terbaik atau sebaliknya) menuju kembali kepada Yang Maha pencipta/Allah SWT.
Didalam perjalanan hidupnya ada utusan (duta) yang membawa surat (pegangan/keyakinan) sebagai pengendali yang sama-sama kuatnya, keduanya berperang (kebaikan melawan kejahatan) dan keduanya meninggal, yang raga menjadi jasad, dan sukma pergi menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pandangan Islam, memahami manusia merupakan salah satu jalan penting untuk mengenal hakekat dan syariat Tuhan, karena hakekat itu sendiri adalah proses pengenalan Tuhan dan alam semesta dengan melihat ke dalam diri manusia (Man Arafa Nafsahu Faqodal Arafa Robbahu) “ Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Tuhanmu

Itulah selintas gambaran perjalanan hidup manusia, sejak kelahirannya sampai akhir hayatnya dan kembali menghadap kepada Yang Maha Pencipta/Allah SWT dengan membawa bekal kemudian mempertanggung jawabkan hasil kehidupannya. Hal ini juga disampaikan Ibnu Umar berkata, Rasullulah bersabda “ Kalian semua adalah penggembala dan bertanggung jawab atas gembalanya. Pemimpin adalah penggembala rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, Isteri adalah penggembala dan bertanggung jawab atas rumah tangga suaminya. Dan pembantu adalah penggembala dan bertanggung jawab atas harta tuannya.” (HR Al-Bukhari).
sumber: rangkuman tulisan aksara jawa